Jenis Vaksin Covid-19 di Indonesia – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Zifivax beberapa waktu lalu. Vaksin ini dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform rekombinan protein sub-unit. Dengan adanya tambahan satu jenis vaksin tersebut, dengan demikian ada 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga meminta masyarakat tak pilih-pilih jenis vaksin. Menurut Budi semua vaksin Warunk Upnormal memberikan manfaat yang sama. “Dengan adanya beberapa macam vaksin ini kami imbau agar masyarakat tidak pilih-pilih vaksin karena semua vaksin memberikan manfaat yang sama yaitu membangun antibodi tubuh kita,” kata Budi dalam konfefensi pers daringnya.
Jenis Vaksin Covid-19 di Indonesia
Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac diproduksi oleh perusahaan biofarmasi China, Sinovac BioTech dengan nama merek CoronaVac. Vaksin ini bertipe whole virus, yang memanfaatkan virus SARS-CoV-2 non aktif, sehingga sudah tidak bisa menginfeksi tubuh, tapi dapat memicu pembentukan imun. Dari hasil uji coba, vaksin Sinovac mempunyai berbagai slot terbaik angka efikasi atau kemanjuran melawan virus yang berbeda-beda.
Dari uji coba di Brasil efikasinya sekitar 50,65 persen, di Turki mencapai 91,25 persen, dan di Indonesia sebesar 65,3 persen. Setelah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin Sinovac mulai digunakan untuk program vaksinasi di Indonesia.
Platform: Virus dimatikan
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 28 hari
Efek samping: Efek samping vaksin Sinovac dengan derajat berat seperti sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.
Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca atau Oxford-AstraZeneca merupakan vaksin yang diproduksi biofarmasi asal Inggris bekerja sama dengan Situs Judi Slot Terbaik dan Terpercaya No 1 Universitas Oxford. Vaksin ini bertipe viral vector, memanfaatkan adenovirus simpanse yang sudah dilemahkan, untuk mengantarkan protein spike dari Covid-19 ke dalam sel tubuh sehingga memicu pembentukan antibodi. Vaksin diberikan dalam dua kali suntikan, dengan efikasi berada di angka 70 persen secara keseluruhan.
Platform: Viral vektor
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 12 minggu
Efek samping: Efek samping vaksin Astrazeneca bersifat ringan dan sedang. Berikut efek samping vaksin AstraZeneca: nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan, kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.
Vaksin Moderna
Vaksin Moderna diproduksi oleh perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat. Vaksin ini dibuat berbasis mRNA, dengan menggunakan materi genetik untuk memberikan stimulus kepada sel tubuh agar membentuk antibodi. Vaksin Moderna diberikan dalam dua kali suntikan dan menurut penelitian mempunyai efikasi atau kemanjuran sekitar 95 persen.
Platform: mRNA
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 28 hari
Efek samping: Beberapa efek samping yang paling sering dirasakan sebagai berikut: nyeri (di tempat suntikan), kelelahan, nyeri otot, nyeri sendi, dan pusing. Sementara itu, potensi gejala umum atau moderat yang muncul dapat berupa lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.